Keterbatasan fisik tak menghalangi langkah Jefrianus Adam berinvestasi di pasar modal. Pria asli Makassar ini ingin membuktikan bahwa penyandang disabilitas seperti dirinya juga mampu memberi kontribusi bagi Indonesia.
Jefrianus adalah penyandang tunanetra pemenang penghargaan MOST Inspirational Investor dalam MOST Awards 2020 yang digagas Mandiri Sekuritas.
MOST Awards adalah sebuah ajang penghargaan bagi para investor individu di pasar modal yang inspiratif yang telah diselenggarakan oleh Mandiri Sekuritas sejak 2016.
Dalam berinvestasi dan bertransaksi saham, Jefri punya misi menjadikan penyandang disabilitas sebagai subjek yang berkontribusi nyata bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. “Selama ini, penyandang disabilitas selalu diposisikan sebagai ‘objek’, dalam arti yang ‘menerima’ saja. Saya ingin persepsi itu diubah. Penyandang disabilitas juga bisa ‘memberi’ untuk negeri ini,” kata Jefri, Kamis (5/3/2020).
Pria kelahiran 31 Januari 1984 itu bercerita awal mula mengenal saham pada 2017 lalu. Sebagai orang yang menyukai sesuatu yang baru, reksa dana dan saham merupakan dua instrumen investasi yang membuatnya tertarik. “Awalnya saya coba reksa dana dulu. Tapi, dirasa kurang optimal [karena saya orang yang aktif mengelola portofolio], saya beralih ke saham. Ternyata seru dan menarik juga,” ujarnya. Lajang 36 tahun ini lantas mencoba membeli saham dengan modal awal Rp10 juta. Tentu tak langsung cuan. Jefri bahkan sempat merugi dan hal itu sempat membuatnya trauma. Dia pun berhenti bermain saham. Namun, tak lama ia sadar bahwa apa yang dilakukannya salah. Jefri kemudian bangkit dan kembali mengivestasikan uangnya lewat instrumen saham. Kali ini, ia sudah membekali diri dengan pengetahuan yang dipelajari secara otodidak. “Saya pikir kita tidak akan maju kalau terus dilanda ketakutan. Setiap orang pasti punya rasa takut, tapi jangan jadikan itu menghentikan langkah kita,” ujarnya. Akhirnya Jefri pun menanamkan modal lagi, masih di sekuritas yang sama, Mandiri Sekuritas. Dia punya alasan mengapa tetap setia menggunakan Mandiri Online Securities Trading (MOST) dan tak berpindah ke lain aplikasi. “Aplikasi MOST sangat mudah digunakan bagi saya yang penyandang disabilitas. Di situ saya belajar dengan menggunakan fitur audio,” katanya.
Perlahan, Jefri yang kini tengah menjalani studi Magister Hukum Pidana di Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar tersebut mulai menangguk untung. Pundi-pundi rupiahnya bertambah sejak ia konsisten berinvestasi saham. “Kalau tidak untung, enggak mungkin saya bertahan di saham, he he,” ujarnya. Modal awal yang tadinya Rp10 juta kini sudah berkembang menjadi Rp500 juta. Itu baru di satu jenis saham saja. Salah satu kunci keberhasilan Jefri adalah disiplin dan yakin pada perusahaan yang dipilih, serta sabar menanti hasil. Menurut Jefri, tidak ada sesuatu yang instan di dunia ini. Semua harus melewati proses dan waktu yang tidak sebentar. Untuk itulah ia tidak menyarankan transaksi saham bagi pemula, terlebih jika tidak dibekali ilmu yang mumpuni. “Membuat mi instan saja kan ada prosesnya. Jadi, memang harus sabar dan yang terpenting yakin dengan saham yang kita pilih. Bagaimana kinerja perusahaan dan potensi di masa depan,” ujar Jefri. Sukses berinvestasi di pasar modal tidak membuat ia puas. Setidaknya ada satu mimpi yang ingin ia wujudkan, yakni mengajak penyandang disabilitas di Indonesia ikut menjadi investor saham, sehingga industri pasar modal dalam negeri tidak tergantung pada pihak asing.
Mindset Soal Saham Biar Cuan
Keberhasilan investasi di pasar modal bukan tidak ada tantangan. Namun, tetap ada tantangan yang harus dihadapi. Hal itu berkaitan dengan pola pikir atau mindset kebanyakan masyarakat di Indonesia yang menganggap saham sama dengan judi.
“Mindset itulah yang ingin sekali saya ubah. Bahwa saham tidak seperti judi. Bahwa saham itu bisa memberikan masa depan yang lebih baik,” ujarnya. Jefri membuktikan, dengan segala keterbatasan yang dimiliki, ia bisa melampaui cara pikir manusia normal pada umumnya. Dari yang bermodal puluhan juta rupiah, kini meraup cuan ratusan juta bahkan miliaran. Keberhasilan itu ia bagi di forum komunitas penyandang disabilitas supaya mereka tertular kesuksesan yang sama. Begitu pun kepada anak-anak didiknya di sebuah sekolah penyandang disabilitas di Makassar. “Kalau saya bisa menjadi investor, mereka juga bisa,” kata Jefri.
Dia membagi kiat bagi pemula yang ingin mulai berinvestasi saham. Pertama, ubah persepsi bahwa saham bukan judi. Kedua, jangan takut memulai sesuatu yang baru. Ketiga, pilihlah saham perusahaan yang memiliki kinerja baik. “Jangan pernah takut rugi atau gagal. Kalau gagal anggap saja sebuah pembelajaran, lalu perbaiki apa yang salah, pelajari tekniknya, dan bangkit lagi,” ujarnya.
Untuk pilihan saham, Jefri pribadi lebih memilih yang memiliki prospek jangka panjang bagus seperti saham barang konsumsi atau perbankan. Meski saat ini, ia masih bersikap wait and see untuk kembali membeli saham Bank BRI. “Sekarang saya punya UNTR [United Tractors]. Kalau BBRI [Bank BRI] saya masih pantau dulu, kalau sudah menarik, baru saya masuk,” katanya.
Saham-saham dengan prospek menarik 10 tahun mendatang pun sedang ia lirik. Salah satunya yang berhubungan dengan kebijakan pemerintah mengenai kendaraan listrik. “Coba analisis 10 tahun lagi trennya akan bagaimana. Kalau saya bisa prediksi mungkin yang ada hubungannya sama kendaraan listrik, atau saham nikel juga bagus,” ujar Jefri.
Kisah Jefri tentu tidak lepas dari semangat yang luar biasa. Dari semangat belajar hingga mengejar cuan, serta menghargai setiap proses yang dilalui. Keterbatasan dirinya pun seakan bukan halangan. Jefri mampu menjadi pelajaran bagi orang lain untuk semakin membakar semangat sehingga dapat meraih cita-cita investasinya.
Berikut kisah Jefri yang dapat pula disaksikan di Youtube Channel Mandiri Sekuritas.
Semangat!